Air terjun.. Alami, segar, dan indah..
Itulah yang akan muncul pertama kali dikepala kita kalau membayangkan air
terjun. Begitu pun aku yang melayang menikmati bayangan air terjun itu.
Bayangan yang makin lama makin menggila dikepala membuatku tak kuasa menahan
kemupengan itu. Rasa penasaran yang besar ini yang akhirnya mendorongku untuk
bercerita dan mengajak teman-temanku yang kebetulan sedang kembali ke Jember
untuk membolang bersama.
Dan akhirnya beberapa pekan lalu
tepat di hari sabtu, aku dan 5 orang temanku memutuskan melakukan short trip
untuk menikmati hamparan alam kota Jember. Kita putuskan untuk pergi ke salah
satu air terjun yaitu air terjun tancak yang ada di kecamatan Panti, Jember.
Kita berangkat sekitar jam 9 pagi.
Jam keberangkatan yang sebenarnya molor 1 jam dari perencanaan gara-gara salah
seorang temanku yang datangnya ngaret *ckckck*.. Kita berangkat naik motor
berboncengan, menempuh perjalananan sekitar 1 jam. Dan jam 10 pagi kita sampai
di lokasi awal, yaitu pabrik karet perkebunan yang menjadi tempat parkir
kendaraan para wisatawan yang datang. Setelah motor diparkir kita pun
melanjutkan perjalanan ke lokasi air terjun dengan jalan kaki.
Perjalanan ini adalah perjalanan awal
yang baru dimulai. Awalnya sampai di lokasi pabrik senang rasanya. Suasana air
terjun yang indah dan segar pun akan kita dapatkan nanti. Namun perjalanan ke
lokasi air terjun ternyata tidak gampang. Jalan yang begitu panjang, berbatu,
becek, menanjak dan menurun, serta anak sungai harus kita lewati. Awalanya kita
anggap gampang. Kita berjalan dan berjalan terus mengikuti arah jalan setapak.
Hampir 1,5 jam kita berjalan, namun air terjun tancak yang kita bayangkan belum
nampak juga di pandangan mata. Kita pun terus berjalan sampai pada akhirnya
salah seorang temanku yang namanya Dini tidak kuat lagi untuk meneruskan
perjalanan ke atas. Dini sudah benar-benar tidak kuat dan memutuskan untuk
berhenti dan tidak ikut melanjutkan perjalanan. Karena Dini tidak mau
melanjutkan perjalanan lagi, si Mutiara juga memutuskan untuk berhenti dan
menemani Dini yang sendiri.
Aku dan 3 orang temanku lainnya
meneruskan perjalanan ke atas tanpa DIni dan Mutiara. Jalan yang menanjak dan
berbatu kita lewati dengan cuaca yang makin lama makin gelap karena mendung. Di
tengah perjalanan tiba-tiba kita mendengar suara samar gonggongan anjing. Kita
hanya menganggap kalau kita salah dengar dan tetap melanjutkan perjalanan, tapi
suara jenggongan anjing itu makin lama makin keras terdengar sampai akhirnya
rasa takutku menghentikan langkahku. Aku memutuskan untuk tidak ikut
melanjutkan perjalanan dan kembali turun menyusul 2 orang temanku di bawah
tadi.
3 orang temanku (Wanda, Yanti, dan
Lulus) meneruskan perjalanan karena lokasi air terjun tinggal sedikit lagi.
Sedangkan aku terpaksa turun karena ketakutanku pada suara anjing yang ku
dengar tadi. Keinginanku untuk merasakan segarnya dan dinginnya air terjun
tancak terpaksa aku tinggalkan dan aku relakan demi menghindari suara yang
membuatku tak bisa berbuat. Setelah kembali turun aku pun merasakan lega dan
menunggu kedatangan 3 temanku bersama Mutiara dan Dini. AKu, Mutiara, dan Dini
memutuskan untuk menunggu 3 orang lainnya di anak sungai sembari menikmati
aliran air yang dingin dan jernih itu. Tak lama kami menunggu ternyata 3
temanku telah muncul. Dan ternyata mereka juga tidak melanjutkan perjalanan
hingga akhir karena mereka menemui 2 ekor anjing liar yang menggonggong tadi.
Karena itulah mereka memutuskan untuk kembali turun menemui aku dan 2 orang
temanku.
Bayangan air terjun itu tak bisa kita
rasakan. Perjalanan kaki yang jauh harus terhenti karena 2 ekor anjing liar
yang menghalangi. Keinginan yang selama ini dibayangkan pun tak bisa
tersampaikan dan terpuaskan. Foto di bawah air terjun pun tak bisa dilakukan.
Namun kita tetap meng’happy’kan diri dengan berfoto-foto ria di tengah
perjalanan menuju air terjun. Walau hati tidak puas yang penting HAPPY sajalah.
Semoga keinginan ini bisa tersampaikan di kemudian hari :)
Foto di tengah perjalanan menuju
lokasi Air Terjun Tancak
No comments:
Post a Comment