Tuesday, June 4, 2013

Kuliner Indonesia Gebrak De Bijenkorf Belanda

Untuk pertama kalinya makanan Indonesia menggebrak pusat perbelanjaan papan atas Belanda, de Bijenkorf, di de Bijenkorf Den Haag (21-23 Mei 2013) dan de Bijenkorf Amsterdam (24-26 Mei 2013).

Kegiatan yang bertajuk "Indonesian Culinary Days in de Bijenkorf" merupakan kegiatan kolaborasi pertama antara KBRI Den Haag dan de Bijenkorf Belanda. Demikian disampaikan Direktur Informasi dan Media PLE Priatna di
Pejambon, Jakarta, Jumat (31/5/2013), seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com.

Tidak tanggung-tanggung, penyelenggaraan kegiatan ini didukung oleh Chef William Wongso dan tim. Jenis makanan yang disajikan pun sangat beragam, mulai dari asinan Jakarta, soto ayam, rijstafel tumpeng padang lengkap (terdiri dari nasi tumpeng, sayur kapau, rendang padang, pangek ikan tongkol, ayam lado mudo, dan kering kentang balado), serta kolak pisang dan kue lumpur.

Selain itu, kepada publik Belanda juga diperkenalkan "rasa asli" (autentik) makanan Indonesia, khususnya makanan yang termasuk dalam 30 ikon masakan tradisional Indonesia yang baru-baru ini diluncurkan oleh pemerintah.

Priatna menjelaskan, acara pembukaan kegiatan (kick-off event) dilakukan oleh Dubes RI Den Haag Retno LP Marsudi dan CEO de Bijenkorf, Giovanni Colauto, di tempat yang sama pada hari Jumat (24/5/2013).

"Kegiatan tersebut diharapkan akan semakin mengukuhkan eksistensi makanan Indonesia di Belanda dan sekaligus memperkenalkan diversifikasi makanan Indonesia," ungkap Priatna.

Penampilan dan penjualan makanan Indonesia di de Bijenkorf disambut sangat hangat oleh pengunjung de Bijenkorf. Para pengunjung tidak saja terdiri dari publik Belanda, tetapi juga turis asing. Terutama di de Bijenkorf Amsterdam yang letaknya berada di tempat wisata strategis dan di depan Istana Kerajaan Belanda.

Selama 3 hari pelaksanaan di Amsterdam, animo pengunjung de Bijenkorf untuk mencicipi dan membeli makanan Indonesia cukup tinggi. Para pengunjung dan turis asing tampak sangat menikmati kelezatan dan rasa autentik berbagai makanan.

Sementara itu, pengunjung lainnya juga menikmati penjelasan dan tips sederhana cara memasak makanan Indonesia oleh Chef William Wongso. Di antara pengunjung juga terdapat warga Indonesia yang secara khusus datang ingin mencicipi rasa autentik makanan Indonesia, khususnya rendang dan ayam lado mudo.

Beberapa warga asing ternyata juga baru kali pertama mengetahui bentuk buah nangka yang dapat dijadikan sayur ataupun kolak. Mereka terkagum-kagum dengan cara pembuatan kue lumpur dan kolak yang mudah, tetapi lezat.

Tidak heran ketika ditanyakan kesan makan masakan Indonesia yang disajikan, semuanya sepakat: "alles lekker" (semuanya enak). Ketertarikan publik Belanda terhadap makanan Indonesia dapat terlihat dari semua makanan habis terjual dalam waktu kurang dari 3 jam. Dalam 3 hari penyelenggaraan, setiap harinya sekitar 125 porsi makanan yang disediakan.

Pihak de Bijenkorf memberikan apresiasi positif kolaborasi kegiatan. Saat ini, pihak de Bijenkorf sedang mempertimbangkan untuk menjual makanan Indonesia secara permanen di restoran mereka.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, Dubes RI Den Haag juga menyelenggarakan jamuan makan siang dengan mengundang biro perjalanan wisata, wartawan, maskapai penerbangan, international women associations, pemilik restoran dan koki Belanda, serta pihak lainnya. Acara makan siang juga dihadiri oleh CEO de Bijenkorf, Giovanni Colauto.

Pihaknya berharap ke depan, produk-produk Indonesia, termasuk kuliner Indonesia, dapat dijual secara permanen di de Bijenkorf. Kegiatan ini diharapkan pula memperkuat posisi Belanda sebagai outlet promosi makanan Indonesia.

De Bijenkorf merupakan high-end superstore di Belanda semenjak tahun 1870. De Bijenkorf terkenal sebagai pusat perbelanjaan yang sangat menjaga kualitas produk dan terdapat gerai produk internasional seperti Louis Vuitton dan Channel. (Sumber: KBRI Den Haag/Dit. Infomed/Ed.PY)

sumber : http://travel.kompas.com/Lekker.Kuliner.Indonesia.Gebrak.de.Bijenkorf.Belanda

No comments: